Rabu, 09 November 2011

Sasando dan Noken Menuju World Heritage

Sasando






Sudah seharusnya Indonesia punya keseriusan  mendaftarkan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia, baik yang tangible heritage dan intangible heritage ke UNESCO.  Makin tahun makin banyak warisan budaya  Indonesia yang punah, dan makin sedikit generasi muda yang punya semangat melestarikan. Seperti sasando dan noken, yang makin sedikit masyarakat pendukungnya. 






Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Budi Priyadi  menyatakan telah mngajukan sasando dan noken sebagai world heritage ke UNESCO

Rabu, 02 November 2011

Anak-anak Glagahdowo Bermain Tari Bantengan




Bermain tari bantengan bagi mereka bisa dikatakan suatu proses pendidikan informal. Kegiatan itu juga mruepakan proses belajar, menghidupkan kecerdasan emosi – melatih koordinasi gerak tubuh, membangun imajinasi, belajar bekerjasama antar-individu dan mmebaca ruang. Kehidupan otak kanan anak-anak kurang diapresiasi dalam pendidikan formal.









Ketika, saya, Danial Ahmad, Dani  Iswardana Wibowo dan Abdul Malik mengunjungi peringatan seribu harinya   almarhum Soetrisno, maestro pembuat topeng Malang pada 29  September 2011 lalu , di  Dukuh Glagahdowo, Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, sekitar jam 5 sore,  ada sesuatu yang menarik melihat anak-anak bermain menirukan tari bantengan.  Saya menyaksikan, tanpa  ada orang dewasa yang melatih, anak-anak secara spontan berkumpul  dan mengatur sendiri bermain tari bantengan tiap hari di sore hari.