Sabtu, 02 Juni 2012

Sugiyono: Ingin Batik Jombang Go International


Sugiyono sedang membatik.




pandume wong urip iku dhewe-dhewe, mulo kudu sabar nerimo ning tetep usaha







Sosok Sugiyono adalah seorang yang selalu gelisah untuk terus menciptakan batik motif Jombangan. Hidupnya tak bisa lepas dari dunia batik. Tubuhnya mengalir darah seni yang kuat dan darahnya terus menari untuk menbipta motif-motif batik Jombangan.. Memahami dan mencipta batik bagi dirinya adalah suatu perjalanan yang tak pernah selesai. Perjalanan dari desa ke desa di kawasan Kabupaten Jombang terus ia lakukan untuk mencari inspirasi local genius dalam penciptaan motif batik.

Awalnya Sugiyono belajar batik dari budenya (istri pamannya), ibu Latri, ketika ia di bangku SMP. Sejak itulah ia mulai mengenal dan mengembangkan keahlian membatiknya. Kemudian ketika ia menempuh belajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG), mulai menciptakan desain motif batik.

Kini lelaki kelahiran Jombang tahun 1961 ini telah menciptakan ratusan motif batik Jombangan, seperti motif: Mojo, Bagas Rino, Rengganis, Pakis Aji, Pakis Aji, Cino (Cina Jombang, Teratai Alit, Mukti Rini, Mojoagung, Ringin Contong,  Terate Ageng, Kicak dan sebagainya. Semua karyanya berakaran pada tradisi Jombang, misalnya motif Mukti Rini, menggambarkan muktinya Rusmini dan Besut ketika pelaku ludruk tersebut mengamen; Cinjo, menggambarkan hubungan orang Cina dan penduduk lokal di Jombang yang disimbolkan dengan burung phoenix dan bungan Jombang; motif Mojo, menggambarkan keberadaan tentang seni budaya dan produk unggulan Jombang; dan lain-lain.

motif 'mukti rini' karya sugiyono
motif  'semar  mesem' karya sugiyono
 
“ Saya ingin membuat membuat galeri dan museum batik Jombangan di masa depan. Untuk itu perlu kerja keras mendaftarkan karya-karya motifnya dulu  ke HAKI untuk mendapatkan copyright. Saat  ini saya masih belum punya biaya untuk mengurus copyright tersebut,” ujarnya. Kerja kerasnya selaras dengan filosofi hidupnya ‘pandume wong urip iku dhewe-dhewe, mulo kudu sabar nerimo ning tetep usaha’.

Di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala SD Negeri  Morosunggingan, Peterongan, Kabupaten Jombang, ia terus berusaha meluangkan waktu untuk berkesenian. Tidak hanya membatik, Sugiyono juga masih sempat mencipta lagu-lagu keroncong, seperti langgam: Batik Jombang, Tunggorono, Menara Jombang dan lain-lain. Juga ia bisa menciptar tari, beberapa karya tari ciptaannya adalah tari: Anjarsari, Tikus Gumirang, Remo Besut Boletan  dan lain-lain. Sugiyono memang seorang multitalenta, namun yang ia paling tekuni adalah mencipta batik Jombangan sebagai jalan hidupnya. “Saya juga bercita-cita ingin batik Jombangan bisa go international. Karya motif  batiknya, Teratai Alit,  sudah dipakai sebagai seragam sekolah di  SMA Negeri 2 Jombang dan motif Ringin Contong dipakai sebagai seragam sekolah juga di SMP negeri Ringin Contong, Jombang. Selain batik tulis, Sugiyono juga memproduksi batik cap. Untuk produk batiknya, ia menggunakan merk bernama Gion Aji.


Sugiyono  lulus dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada 1981, menyelesaikan studi Strata 1 pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Darul Ulum pada 1991, dan Strata 2 Jurusan manajemen Pendidikan, Universitas Teknologi Surabaya pada 2009. Gelar akademik yang telah ia peroleh tak membuat ia berpuas diri, ia masih terus berproses membatik dan mencari ide-ide baru untuk batik Jombangan. Kini ia membuka belajar batik secara informal bagi siapa saja yang tertarik belajar tentang batik Jombang, di rumahnya dalam format Workshop Batik Jombang.

Alamat:
Sugiyono
Jl. Al Hidayah, RT.01/RW.03
Dusun Pagotan, Desa Keplaksari
Kecamatan Peterongan,
Kabupaten Jombang
Mobile: 0857 3139 9839

 

1 komentar: