Selasa, 19 Februari 2013

Sejarah Hari Bahasa Ibu Sedunia

Hari Bahasa Ibu Sedunia adalah hari libur nasional  di Bangladesh, di mana Hari Bahasa Ibu Sedunia itu juga dikenal sebagai Shohid Dibosh, atau  Shaheed Day.  

Minar Shaheed
Pada tahun 1947, negara India melakukan pembagian wilayah, wilayah Bengali dibagi sesuai dengan keyakinan agama besar penduduk. Bagian barat menjadi komponen dari India dan bagian timur berubah menjadi negara Pakistan yang dikenal sebagai Bengali Timur dan kemudian dikenal dengan Pakistan Timur. Namun demikian, ada gesekan ekonomi, pendidikan dan bahasa  antara Pakistan Timur dan Pakistan Barat.
Gesekan itu mengakibatkan  kegelisahan nyata pada tahun 1948, ketika pemerintah Pakistan menyatakan bahwa Urdu adalah satu-satunya bahasa yang dinasionalisasi. Hal  itu  memicu protes  penduduk Pakistan Timur yang berbahasa Bengali.   Pemerintah Pakistan melarang perselisihan, tetapi pada tanggal 21 Februari 1952, mahasiswa  Universitas Dhaka dan juru kampanye lainnya siap untuk protes. Kemudian pada hari itu, polisi melepaskan tembakan pada demonstran dan menewaskan empat mahasiswa. Kematian empat mahasiswa dalam memperjuangkan hak untuk menggunakan bahasa ibu mereka sekarang  diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Sedunia (International Mother Language Day).

Senin, 18 Februari 2013

Pesan Hari Bahasa Ibu Sedunia 2013

Ms. Irina Bokova

Pesan Hari Bahasa Ibu Sedunia
oleh: Ms. Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO
UNESCO, 21 Februari 2013

Hari Bahasa Ibu Sedunia adalah kesempatan yang ideal untuk menyoroti pentingnya bahasa bagi suatu  kelompok dan identitas individu, sebagai dasar bagi semua kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.

Multilingualisme merupakan sumber kekuatan dan kesempatan bagi kemanusiaan. Ini mewujudkan keragaman budaya kita dan mendorong pertukaran pandangan, ide-ide pembaharuan dan memperluas kapasitas kita untuk berimajinasi. Dialog sejati berarti menghormati bahasa, dan oleh karena itu  mengapa UNESCO bekerja untuk memanfaatkan kekuasaannya dalam mendorong saling pengertian. Kami mendorong pengajaran dalam bahasa ibu, yang memfasilitasi perjuangan melawan buta huruf dan memberikan kontribusi terhadap kualitas pendidikan. Perlindungan bahasa memastikan juga bahwa pengetahuan langka dan genuine  dijaga dan diwariskan. Dengan memberikan kita masing-masing cara untuk membuat diri kita didengar dan dihormati, ini juga termasuk kekuatan sosial.

Memperingati Hari Bahasa Ibu Sedunia, 21 Februari 2013

“Multilingualisme merupakan sumber kekuatan dan kesempatan bagi kemanusiaan. Ini mewujudkan keragaman budaya kita dan mendorong pertukaran pandangan, ide-ide pembaharuan serta memperluas  kapasitas kita untuk berimajinasi.”
(Irina Bokova, Direktur Jendral UNESO)


Pada tahun 1999, UNESCO memutuskan untuk meluncurkan International Mother Language Day (IMLD) atau Hari Bahasa Ibu Sedunia yang akan diperingati  di seluruh dunia setiap tahun pada tanggal 21 Februari. Perayaan ini dirancang untuk mempromosikan keragaman linguistik dan pendidikan multibahasa, untuk menekankan kesadaran yang mendalam tentang pentingnya pendidikan bahasa ibu.