Gambuh Condro Purnomo
Merayakan Hari Tari Dunia, 29 April 2012
bersama Didik Nini Thowok
tema ‘Tari dan
Klenteng’
Klenteng Hok Siang Kiong, Kota Mojokerto |
A.Latar belakang
Tidak semua pesan manusia disampaikan secara verbal. Ada hal-hal yang bisa disampaikan secara nonverbal, yaitu lewat seni tari. Tari adalah ekspresi gerak tubuh yang disampaikan secara artistik dalam menyampaikan pesan dan bersifat universal. Universalitas inilah yang bisa merekatkan perbedaan-perbedaan antarsesama demi perdamaian dunia. Dalam rangka Hari Tari Dunia pada 29 April 2012, Festival Gambuh Condro Purnomo akan menghadirkan event tari bertajuk ‘Tari dan Klenteng’ dalam memperingati Hari Tari Dunia 29 April 2012. Dalam event ini, 100 anak-anak akan menari di depan halaman klenteng dan acara puncak – Didik Nini Thowok menampilkan karyanya berjudul ‘Dewi Sarag Jodag Gandrung’.
Venue pentas di depan bangunan tua bersejarah Klenteng Hok Siang Kiong. Klenteng yang dibangun pada tahun 1823 ini menjadi background panggung, sebagai simbol perekat keberagaman. Di klenteng ini pula pada 2 Desember 2006 terjadi pertama kalinya terjadi peristiwa historis, yaitu pernikahan secara tradisi agama Konghucu di Kota Mojokerto. Klenteng ini berdekatan dengan Vihara Metta Sraddha yang didirikan pada tahun 1955, yang juga merupakan bangunan tua bersejarah. Dengan tajuk ‘Tari dan Klenteng’, tari dan kearifan lokal hadir di depan publik Mojokerto yang beragam (lintas-etnis, lintas-profesi, dan lintas-budaya).