Kamis, 19 April 2012

Telinga Hati: Hari Peduli Bising se-Dunia, 25 April 2012


,
Telinga Hati menyelenggarakan Hari Peduli Bising se-Dunia (International Noise Awareness Day} pada  hari Rabu, 25 April 2012, pk 09.00 – selesai, bertempat di Museum Mandiri, Beos– Jakarta Kota Tua (Jl. Lapangan Stasiun Kota No 1 Jakarta Barat), acara : seminar, baksos bersih serumen dan skrining pendengaran serta performance. Acara tersebut adalah salah satu upaya sosialisasi PGPKT (Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian). Kehadiran dan partisipasi yang diberikan sangatlah penting bagi semua. Karena acara ini akan memberi makna yang besar bagi masyarakat sekitar Museum Mandiri khususnya serta masyarakat Indonesia umumnya dalam hal kesehatan lahiriah dan batiniah menuju kesejahteraan sosial melalui kesehatan indera pendengaran, sebagaimana yang telah dicanangkan pemerintah melalui Kemenkes RI: Telinga Sehat 2015 menuju  Sound Hearing 2030 [WHO].

Deskripsi:
Pemahaman suara masih belum dipahami masyarakat luas berikut dampaknya bagi otak dan perilaku manusia, bahkan semenjak janin. Suara bising mempengaruhi kesehatan masyarakat. Tak hanya seputar kesehatan pendengaran atau telinga, namun juga kesehatan mentalnya (psikis).

Selasa, 17 April 2012

Aksara Tubuh, Karya Baru Independent Expression 2012




Bahasa bukan sekedar deretan huruf dan kata-kata yang terangkai menjadi kalimat. Bahasa yang terdiri dari goresan-goresan garis yang membentuk simbol-simbol yang nempunyai makna dan nilai komunikasi seperti kaligafi Arab, Cina, Jepang, Korea, Pali, Sansekerta dan Jawa, bukan hanya sekedar kumpulan garis, melainkan mengandung  peristiwa kehidupan, nilai, makna,  dan pergulatan identitas kultural dari suatu bangsa.

Kaligrafi aksara Jawa, alat komunikasi masyarakat Jawa di masa lalu  kini sudah bukan menjadi bagian yang penting bagi kehidupan masyarakat Jawa sekarang. Kaligrafi Jawa kini sudah menjadi artefak atau hanya digunakan untuk tulisan di souvenir atau hanya menjadi tulisan nama jalan atau hanya penanda identitas Jawa. 

Aksara Tubuh

Aksara Jawa dalam konteks sebagai bagian Indonesian cultural heritage, menjadi inspirasi ide karya tari oleh koreografer Bobby Ary Setiawan yang sekaligus pimpinan grup tari Independent Expression - dengan judul  Aksara Tubuh.   Menurut Bobby,  penulisan aksara Jawa mempunyai keunikan, sama halnya dengan membuat tulisan  kaligrafi Arab, Cina, penulisan aksara jawa perlu tekhnik khusus yang harus dipelajari, tebal tipisnya garis dan juga pemaknaan yang terkandung didalam setiap huruf menjadi cermatan yang hendak dipelajari lebih dalam oleh koreografer.

Senin, 16 April 2012

Pesan Hari Tari Dunia 2012, 29 April




Memperingati Koreografi Kehidupan yang Tiada Akhir
oleh Sidi Larbi Cherkaoui





Melalui waktu, melalui usia, apa yang  bertahan adalah sebagian besar seni. Seni tampaknya menjadi  daun umat manusia, yaitu segala sesuatu untuk diwariskan - apakah warisan melalui bangunan, buku, lukisan, musik, gerakan, atau tarian. Dalam hal ini, saya pikir tarian sebagai warisan yang terkini, pelajaran sejarah paling up-to-date, karena tarian terhubung secara  konstan dengan masa lalu yang terkini dan hanya bisa terjadi di masa sekarang.