Selasa, 03 Mei 2011

Kang Madrim: Desain Grafis untuk Anak-Anak Drop Out

                                                          Kang Madrim

                                                       poster 'juragan dhemit'  by kang madrim


“Timbange aku nyekel komputer. Kakean lungguh. Mending aku dikongkon mbabati suket ae pak.” (Daripada  memegang komputer. Terlalu banyak duduk. Lebih baik aku disuruh memotong rumput saja, pak).

“Itulah ungkapan keluhan  Amin, salah satu peserta anak didik yang magang belajar desain grafis di Warung Grafis Indonesia (WGI). Amin adalah anak drop out dari SMP yang tak mampu melanjutkan sekolah, cerita Kang Madrim, pendiri Warung Grafis Indonesia (WGI), yang berlokasi di Kota Malang.


Selama proses belajar, awalnya Amin diminta mengenali keyboard komputer, dengan mengetik artikel di koran. Selama dua minggu Amin sudah bisa mengetik dengan baik meski tak cepat. Pada tahap berikutnya, Kang Madrim mengenalkan Corel Draw kepada Amin selama tiga minggu. Kemudian Kang Madrim membebaskan Amin untuk membuat karya apa saja yang sesuai dengan kesenangan dia. Apa yang terjadi? Amin sangat getol membuat desain-desain tato. Justru ketika ia dibiarkan berkarya bisa melahirkan karya-karya luar biasa.

“Memang membutuhkan kesabaran penuh untuk mendamping anak-anak droput ketika belajar grafis. Karena dunia mereka yang liar di jalanan, tak mudah untuk bisa duduk berlama-lama di depan komputer, papar Kang Madrim”

WGI didirikan pada tahun 2009 oleh Kang Madrim. Setelah ia mengamati problem sosial dan meningkatkanya angka pengangguran di Kota Malang, ia termotivasi mendirikan WGI untuk berbagi bersama dengan anak-anak drop out di bidang desain grafis.  

Pada tahun 2010 lalu ada lima anak jalanan yang belajar desain grafis di WGI. Danial Ahmad yang akrab dipanggil Kang Madrim, mencoba berusaha bagaimana anak-anak jalanan, anak-anak drop out sekolah, dan mereka yang tak mampu ekonomi untuk melanjutkan sekolah bisa mengenal desain grafis agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan.  Saat ini Kang Madrim terus berusaha mencari bantuan dana untuk pengembangan WGI dan juga terus mencari metode proses belajar-mengajar desain grafis untuk mereka.

Metode pengajaran
Kebanyakan peserta didik, yang selama ini ada, tidak mengenal perangkat komputer maupun fungsinya sama sekali. Untuk mengawali proses pendidikan di WGI, peserta didik akan dibawa pada tahapan-tahanpan, yaitu: 

Tahap 1 :
Pengenalan Hardware
Pada tahap ini, peserta didik akan melaukan aktivitas pengetikan, sambil mengenal fungsi-fungsi hardware komputer.
Target Waktu : 1 (satu) bulan.
Tahap 2 :
Pengenalan Software Desain Grafis
Pada tahap ini mulai memasuki program aplikasi grafis, sambil mengembangkan olah imajinasi kreatif.
Target Waktu : 3 (tiga) bulan.
Tahap 3 :
Eksplorasi Kehidupan
Pada tahap ini para peserta didik diberikan waktu untuk olah imajinasi kreatif dalam dunia olah kreativitas dengan metode pengamatan dan penyerapan sesuatu obyek di tempat-tempat tertentu, dengan menggunakan pendekatan jurnalistik.
Target Waktu : 3 (tiga) bulan

Kang Madrim yang punya hobi melukis ini, mulai menekuni desain grafis sejak tahun 1990. Ia banyak mengerjakan karya desain, majalah, koran, tabloid, logo dan poster. Karya-karya posternya pernah dipamerkan di Euro-Asia Word Heritage Cities Conference yang diadakan di Solo pada 25-30 Oktober2008 lalu. Ia berharap semoga ada lembaga atau individu yang bisa membantu pengembangan ruang pendidikan informal di Warung Grafis Indonesia. (apw)

              poster 'guyub rukun' by kang madrim

poster 'otak wayang' by kang madrim

Warung Grafis Indonesia
Jl. Selat Malaka F3/11
Malang, East Java, INDONESIA
T: +6281 233 255 866
Email: grafisnesia@gmail.com, kangmadrim@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar