Sabtu, 22 Oktober 2011

Pentas 'Opera Diponegoro 1825-0000', 11-13 Nov 2011



I N F O:
Daya Dimensi Indonesia mempersembahkan
"Java War ! Opera Diponegoro 1825-0000" , karya Sardono W Kusumo. 11-13 November 2011, 20.00 WIB di Teater Jakarta, TIM.
Acara didukung oleh :
Djarum Bakti Budaya, Djarum Foundation, Pertamina, Newmont, Jasa Marga, Pizza Hut. Media partner : Metro TV, MRA Group, Kompas. 


Tiket : 
VVIP Rp 750 rb,
VIP Rp 550 rb,
Kelas 1 Rp 350 rb,
Kelas 2 Rp 150 rb. Info tiket & pemesanan di 021-7246225 atau 081210772056 atau online di:
www.operadiponegoro.com

Opera Diponegoro 1825-0000
Java War, 1825-0000, sebuah tafsir ulang Opera Diponegoro, berkisah tentang sisi lain kepemimpinan Pangeran Diponegoro dalam membangkitkan rakyat Jawa untuk melawan penjajah Belanda. Diponegoro, lahir sebagai anak bangsawan berpendidikan maju, berilmu tajam, dan bernurani peka, memilih tinggal bersama neneknya di sebuah desa kecil di tengah-tengah rakyatnya. Ketika kesewenangan Belanda semakin buas, dan panggilan untuk memimpin rakyatnya tak dapat dihindari, Diponegoro menggerakkan gelombang perlawanan luar biasa dari seluruh Jawa, bersama kaum muda yang darahnya mendidih menghendaki keadilan. Dalam opera ini, terungkap figur Diponegoro sebagai pemimpin besar yang gejolak batinnya mengisyaratkan bahwa pertempuran terbaik terhadap penindasan apa pun hanya bisa dilakukan dengan perlawanan kultural.
Sebuah karya legendaris Raden Saleh, berjudul “Penangkapan Diponegoro”, akan menjadi latar pertunjukan. Potret sang pelukis, yang ia tuangkan sendiri menjadi tiga sosok dalam lukisan itu, menjadi pengingat bahwa sejarah tak pernah berhenti bergulir. Tiga sosok itu seolah menatap masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Bagi Sardono W Kusumo, eksplorasi seninya seolah tak pernah tuntas dalam memanggungkan Opera Diponegoro. Java War, 1825, 0000 mementaskan koreografi, pesan, penari, musik, dan skenografi yang berbeda dengan pertunjukan-pertunjukan Opera Diponegoro sebelumnya. Kali ini, digelar bertepatan dengan hari kelahiran Pangeran Diponegoro, 11 November 2011, akan didukung oleh Iwan Fals yang mempersembahkan interpretasi musikalnya tentang Babad Diponegoro. Selain itu, dilibatkan juga sejarawan Peter Carey, penulis The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and The End of An Old Order in Java 1785-1855 (2008), dalam mempresentasikan lukisan Raden Saleh.

Penari Utama :
1.      Hanny Herlina (Nyi Roro Kidul)
2.      I Nyoman Sura (Jendral de Kock)
3.      Agung Gunawan (Kapten Hut)
4.      Danang Pamungkas (Pangeran Diponegoro Muda)
5.      Rizki Suharlin Putri (Ratna Ningsih)
6.      Boogie Papeda (Sang Pribumi)
7.      Niluh Putu Wiwin Astari 

Aktor Utama:
1.      Yayu A.W Unru (Sang Petani)
2.      Jemek Supardi (Sang Pribumi) 

Penari Ansambel:
1.      Bambang Besur Suryono
2.      I Ketut Rine
3.      Deaslina Da Ary
4.      Dilliani
5.      Helda Yosiana
6.      Rica O. Darmawan
7.      Dan 10 penari lainnya

Aktor Ansambel:
1.      Stephanus Ciprut
2.      Abu Bakar
3.      Kameo
4.      Yehuda Gabriel
5.      Ahmad Ramadan 
6.      A.Fauzi
7.      Virhot Sihotang
8.      Dani
9.      Beni Kober 

Pimpinan produksi utama  oleh Ratna Riantiarno
Stage manager oleh Tinton Prianggoro
Design Lighting oleh Iskandar K.Loedin
Musik diciptakan dan dinyanyikan oleh
Iwan Fals, lirik disadur dari Babad  Pangeran Diponegoro
Musisi pendukung:
Musik  Elektronik oleh Otto Sidharta
Musik Ansambel oleh  :
1.       Memet Chairul Slamet
2.       Dadang
3.       Dwiheryana
4.       Danis
5.       Gondrong

Design kostum:
Pangeran Diponegoro oleh Ratna Ningsih,
Nyi Roro Kidul oleh Biyan

Sumber: www.operadiponegoro.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar