Sugiyono sedang membatik. |
pandume wong urip iku
dhewe-dhewe, mulo kudu sabar nerimo ning tetep usaha
Sosok Sugiyono adalah seorang yang selalu gelisah untuk
terus menciptakan batik motif Jombangan. Hidupnya tak bisa lepas dari dunia
batik. Tubuhnya mengalir darah seni yang kuat dan darahnya terus menari untuk
menbipta motif-motif batik Jombangan.. Memahami dan mencipta batik bagi dirinya
adalah suatu perjalanan yang tak pernah selesai. Perjalanan dari desa ke desa
di kawasan Kabupaten Jombang terus ia lakukan untuk mencari inspirasi local genius dalam penciptaan motif
batik.
Awalnya Sugiyono belajar batik dari budenya (istri
pamannya), ibu Latri, ketika ia di bangku SMP. Sejak itulah ia mulai mengenal
dan mengembangkan keahlian membatiknya. Kemudian ketika ia menempuh belajar di
Sekolah Pendidikan Guru (SPG), mulai menciptakan desain motif batik.
Kini lelaki kelahiran Jombang tahun 1961 ini telah
menciptakan ratusan motif batik Jombangan, seperti motif: Mojo, Bagas Rino, Rengganis, Pakis Aji, Pakis Aji, Cino (Cina Jombang,
Teratai Alit, Mukti Rini, Mojoagung, Ringin Contong, Terate Ageng, Kicak dan sebagainya. Semua
karyanya berakaran pada tradisi Jombang, misalnya motif Mukti Rini,
menggambarkan muktinya Rusmini dan Besut ketika pelaku ludruk tersebut
mengamen; Cinjo, menggambarkan hubungan orang Cina dan penduduk lokal di
Jombang yang disimbolkan dengan burung phoenix dan bungan Jombang; motif Mojo,
menggambarkan keberadaan tentang seni budaya dan produk unggulan Jombang; dan
lain-lain.
motif 'mukti rini' karya sugiyono |
motif 'semar mesem' karya sugiyono |
“ Saya ingin membuat membuat galeri dan museum batik
Jombangan di masa depan. Untuk itu perlu kerja keras mendaftarkan karya-karya
motifnya dulu ke HAKI untuk mendapatkan copyright. Saat ini saya masih belum punya biaya untuk
mengurus copyright tersebut,”
ujarnya. Kerja kerasnya selaras dengan filosofi hidupnya ‘pandume wong urip iku dhewe-dhewe, mulo kudu sabar nerimo ning tetep
usaha’.
Di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala SD Negeri Morosunggingan, Peterongan, Kabupaten Jombang , ia
terus berusaha meluangkan waktu untuk berkesenian. Tidak hanya membatik,
Sugiyono juga masih sempat mencipta lagu-lagu keroncong, seperti langgam: Batik Jombang, Tunggorono, Menara Jombang
dan lain-lain. Juga ia bisa menciptar tari, beberapa karya tari ciptaannya
adalah tari: Anjarsari, Tikus Gumirang,
Remo Besut Boletan dan lain-lain. Sugiyono
memang seorang multitalenta, namun yang ia paling tekuni adalah mencipta batik
Jombangan sebagai jalan hidupnya. “Saya juga bercita-cita ingin batik Jombangan
bisa go international. Karya motif batiknya, Teratai Alit, sudah dipakai sebagai seragam sekolah di SMA Negeri 2 Jombang dan motif Ringin Contong dipakai sebagai seragam sekolah juga di SMP negeri Ringin Contong, Jombang. Selain batik tulis, Sugiyono juga memproduksi batik cap. Untuk produk batiknya, ia menggunakan merk bernama Gion Aji.
Sugiyono lulus dari
Sekolah Pendidikan Guru (SPG) pada 1981, menyelesaikan studi Strata 1 pada
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Darul Ulum pada 1991,
dan Strata 2 Jurusan manajemen Pendidikan, Universitas Teknologi Surabaya pada
2009. Gelar akademik yang telah ia peroleh tak membuat ia berpuas diri, ia
masih terus berproses membatik dan mencari ide-ide baru untuk batik Jombangan.
Kini ia membuka belajar batik secara informal bagi siapa saja yang tertarik
belajar tentang batik Jombang, di rumahnya dalam format Workshop Batik Jombang.
Alamat:
Sugiyono
Jl. Al Hidayah, RT.01/RW.03
Dusun Pagotan, Desa Keplaksari
Kecamatan Peterongan,
Kabupaten Jombang
ok bget pak gik.... batiknya
BalasHapus