Press rilis:
Festival Jenang Solo 2014
Solo, 22-23 Februari 2014
‘Inspirasi
17 Macam Jenang yang Mengiringi
Boyongan Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta’
Eksistensi jenang pada tradisi masyarakat Jawa (Solo)
sudah hidup mengakar sejak zaman Hindu, dan
era Walisongo sampai masa kini. Jenang selalu hadir sebagai simbol ungkapan
rasa syukur kepadaNya. Bersyukur atas karunia hasil bumi ciptaanNya yang telah
menghidupi manusia dari proses kelahiran sampai kematian.
Misalnya, masyarakat
Jawa, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya, semua ritual selamatan itu tak pernah lepas dari
keberadaan Jenang. Kehadiran jenang di sini tak hanya sekedar
berfungsi sebagai makanan pelengkap saja, melainkan juga simbol doa, harapan,
persatuan dan semangat masyarakat Jawa itu sendiri.
Untuk
melestarikan makanan tradisional jenang
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, Festival Jenang Solo (FJS) yang
ketiga ini, yang diadakan pada 22-23 Februari 2014, mengambil tema ‘Inspirasi 17 Macam Jenang yang Mengiringi Boyongan
Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta’. Ketujuhbelas macam jenang
tersebut:
(1) Jenang abrit petak, (2)jenang lang, (3)
jenang saloko, (4) jenang manggul, (5) jenang suran, (6) jenang timbul, (7)
jenang grendul, (8) jejang sumsum, (9) jenang lahan, (10) jenang pati, (11)
jenang kolep, (12) jenang ngangrang, (13) jenang taming, (14) jenang lemu mawi
sambel goreng, (15) jenang koloh, (16) jenang katul, (17) jenang warni 4.
FJS
2014 ini sekaligus berbarengan merayakan HUT Kota Solo ke-269. Tidak hanya
merayakan HUT Kota Solo, FJS 2014 juga melakukan penggalian dana (charity) untuk meringankan para korban/pengungsi
akibat erupsi Gunung Kelud – Jenangku Dulurku.
Kegiatan charity ini
sesuai dengan makna Jenang Abrit Putih, salah satu jenang dari 17 jenang, yang
maknanya warna merah dan putih merepresentasikan penciptaan/asal-usul manusia
- laki-laki dan perempuan. Di sini jenang menjadi pengingat (reminder) bagi kita semua, bahwa
peristiwa erupsi Gunung Kelud menjadi
renungan (refleksi) bagi kita – dari mana dan mau ke mana tujuan hidup kita,
kita tak bisa lepas dari genggamanNYA.
Lewat Festival Jenang Solo dan merayakan HUT
Kota Solo ke-269, Yayasan Jenang
Indonesia dan masyarakat Solo,
berusaha membangun semangat untuk saling berbagi dengan sesama.dan mendorong
pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat Solo.
Venue
Koridor
Ngarsopuro solo (depan Pura Mangkunegaran)
Kawasan
Jl. Diponegoro, Solo
Lomba
Fotografi Festival Jenang Solo 22-23 Februari.
Sabtu, 22 Februari 2014
07.15 –
07.45
Marut
kelapa Massal. Marut bersama Anak-anak Sekolah, ibu-ibu PKK dan
masyarakat umum.
07.45 –
08.45
Lomba Masak Jenang. Peserta meliputi SMK Tata Boga, sekolah perhotelan, PKK, instansi pemerintahan dan umum.
Minggu, 23 Februari 2014
07.30 –
09.00 :
Masak
Besar Jenang oleh Indonesian Chef
Association (ICA, Solo).
09.30
-11.00 :
Prosesi
pembagian 17.000 jenang kepada masyarakat (pengunjung festival).
Kontak:
Heru 0816675808
Tidak ada komentar:
Posting Komentar