Kamis, 20 Februari 2014

Festival Jenang Solo 22-23 Februari 2014



Press rilis:
Festival Jenang Solo 2014
Solo, 22-23 Februari 2014

Inspirasi 17 Macam Jenang yang Mengiringi
Boyongan Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta’

Eksistensi jenang pada tradisi masyarakat Jawa (Solo) sudah hidup  mengakar sejak zaman Hindu, dan era Walisongo sampai masa kini. Jenang selalu hadir sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepadaNya. Bersyukur atas karunia hasil bumi ciptaanNya yang telah menghidupi manusia dari proses kelahiran sampai kematian.
Misalnya, masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya, semua ritual selamatan itu tak pernah lepas dari keberadaan Jenang. Kehadiran jenang di sini tak hanya sekedar berfungsi sebagai makanan pelengkap saja, melainkan juga simbol doa, harapan, persatuan dan semangat masyarakat Jawa itu sendiri.
Untuk melestarikan makanan  tradisional jenang dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, Festival Jenang Solo (FJS) yang ketiga ini, yang diadakan pada 22-23 Februari 2014,  mengambil tema ‘Inspirasi 17 Macam Jenang yang Mengiringi Boyongan Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta’. Ketujuhbelas macam jenang tersebut:

(1)  Jenang abrit petak, (2)jenang lang, (3) jenang saloko, (4) jenang manggul, (5) jenang suran, (6) jenang timbul, (7) jenang grendul, (8) jejang sumsum, (9) jenang lahan, (10) jenang pati, (11) jenang kolep, (12) jenang ngangrang, (13) jenang taming, (14) jenang lemu mawi sambel goreng, (15) jenang koloh, (16) jenang katul, (17) jenang warni 4.

FJS 2014 ini sekaligus berbarengan merayakan HUT Kota Solo ke-269. Tidak hanya merayakan HUT Kota Solo, FJS 2014 juga melakukan penggalian dana (charity)  untuk meringankan para korban/pengungsi akibat erupsi Gunung Kelud – Jenangku  Dulurku.

Kegiatan charity ini sesuai dengan makna Jenang Abrit Putih, salah satu jenang dari 17 jenang, yang maknanya warna merah dan putih merepresentasikan penciptaan/asal-usul manusia -  laki-laki dan perempuan.  Di sini jenang menjadi pengingat (reminder) bagi kita semua, bahwa peristiwa erupsi Gunung Kelud  menjadi renungan (refleksi) bagi kita – dari mana dan mau ke mana tujuan hidup kita, kita tak bisa lepas dari genggamanNYA.

Lewat Festival Jenang Solo dan merayakan HUT Kota Solo ke-269, Yayasan Jenang Indonesia dan masyarakat Solo, berusaha membangun semangat untuk saling berbagi dengan sesama.dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat Solo.

Venue
Koridor Ngarsopuro solo (depan Pura Mangkunegaran)
Kawasan Jl. Diponegoro, Solo

Agenda Acara

Lomba Fotografi Festival Jenang Solo 22-23 Februari.

Sabtu, 22 Februari 2014

07.15 – 07.45   
Marut kelapa Massal. Marut bersama Anak-anak Sekolah, ibu-ibu PKK dan
masyarakat umum.

07.45 – 08.45
Lomba Masak Jenang. Peserta meliputi  SMK Tata Boga, sekolah perhotelan, PKK,  instansi pemerintahan dan umum.



Minggu, 23 Februari 2014

07.30 – 09.00  :
Masak Besar Jenang  oleh Indonesian Chef Association (ICA, Solo).

09.30 -11.00    :
Prosesi pembagian 17.000 jenang kepada  masyarakat (pengunjung festival).


Kontak:
Heru 0816675808




Tidak ada komentar:

Posting Komentar