Jumat, 29 April 2011

Doa Petani Kotakan di Bandung Wayang Festival 2011

iki ana kidung, kidunge para tani
iki ana kidung, kidunge mbok Sri Sedani
aja nganti gabuk bongkote, menteso pucuke
aja nganti gabuk pucuke, meneteso pucuke

iki ana kidung, kidunge para tani
iki ana kidung, kidunge pari sak wuli
aja nganti bobot lamene, bobota ulene
aja nganti bobot lamene, bobota ayosane

Kidung Mantra Pari Sak Wuli karya Joko Ngadimin di atas adalah suatu doa dan harapan  Sanggar Seni Sekar Jagad  di Bandung Wayang Festival (BWF) 2011 agar masyarakat tani di Dukuh Kotakan, Desa Bakalan, Kabupaten Sukoharjo bisa panen dengan baik di masa depan.  

Berangkat ke Bandung dengan rombongan berjumlah 80 orang, termasuk 3 kru, adalah perjalanan yang menyenangkan. Melupakan sejenak kegagalan panen dan kepahitan hidup sehari-hari. Namun tetap berharap agar Tuhan mau mendengar doa para petani ketika pentas di Bandung, suatu doa menuju nasib yang lebih baik di masa depan.

Uniknya, mbah Sarsi yang berusia 80 tahun, anggota tertua pemain lesung, berpuasa selama perjalanan menuju Bandung, dan baru berbuka puasa ketika tiba di Balai Seni pk. 01.00 (23 April 2011). Sedangkan mbah Tarso  yang berusia 66 tahun, tak bisa ikut karena kakinya sakit, hanya bisa memberi sangu seuntai sayur daun so, sayur kluweh, dan membuatkan tali dari bambu untuk mengikat properti. Ini sebagai usaha guyub-rukun, yang merupakan konsep Sanggar Seni Sekar Jagad. Sebagian  ibu-ibu dan mbah-mbah ada yang menabung dulu dan suntik ke dokter, agar tidak sakit selama di Bandung nanti. Pengalaman naik kereta api dalam perjalanan ke Bandung ini hampir merupakan pengalaman pertama naik kereta api bagi sebagian besar anggota Wayang Pari.

Wayang Pari dan Wayang Beber Kota
Sanggar Seni Sekar Jagad  menampilkan dua pementasan – grup Wayang Pari mementaskan  ‘Kidung Pari Sak Wuli’ dengan dalang Ki Sutiyo Hadi Carito dan grup Wayang Beber Kota menampilkan ‘Suluk Banyu’ dengan dalang cilik Adam Gifari. Untuk Wayang Pari pentas pada 23 April, pk. 12.00 dan pk. 15.00 sore pentas Wayang Beber Kota.

Wayang Pari adalah grup wayang yang menggabungkan seni pedalangan, teater, musik lesung, kentongan, tembang, kidung dan mantra-mantra pertanian;  menampilkan cerita-cerita yang berakar pada persoalan-persoalan dunia pertanian desa. Grup ini merupakan salah satu divisi Sanggar Seni Sekar Jagad.

Dua bulan lebih proses Wayang Pari latihan untuk persiapan pentas di Bandung Wayang Festival 2011. Anggota Wayang Pari yang mayoritasnya petani dan  buruh tani,selain itu ada yang pekerjaannya tukang pijit, pedagang buah, penjual jamu keliling, pedagang sayur oprokan, tukang becak dan beragam pekerjaan lainnya itu hidup dalam lingkungan tradisi dan budaya agraris. . Memang  saat ini di kawasan Kabupaten Sukoharjo mengalami lima  kali gagal panen. Mayoritas anggota petani ini mengatakan hanya bisa bertahan hidup dan berkesenian untuk keharmonisan hidup sebagai usaha terapi sosial-ekonomi melalui gerakan seni budaya. “Untuk mengolah sawah lagi, saya masih trauma, takut rugi modal,” papar Supardi (58), seorang petani dan anggota Wayang Pari.

Sedangkan Wayang Beber Kota selama proses latihan di Sanggar Seni Sekar Jagad,  dalang   Adam Gifari mengatakan bahwa ia jarang merasakan suasana guyub-rukun seperti di Dukuh Kotakan. Mendalang dengan diiringi musik kotekan bambu membuatnya lebih hidup dalam memainkan wayang beber untuk berinteraksi secara spontan. Mendalang wayang beber lebih sulit, karena menghidupkan gambar-gambar diam. Dalam pentasnya, juga menggabungkan wayang golek dan wayang kulit. Pada gladi resik pada 20 April 2011, Rhoma Irama sempat hadir dan mengevaluasi latihan Adam Gifari.(apw)

Semoga Tuhan mengabulkan doa petani Dukuh Kotakan di Bandung Wayang Festival 2011! Amin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar