Peta sengketa perbatasan Thailand-Kamboja
Suatu negara pasti akan bangga jika ada salah satu situsnya diakui sebagai World Heritage. Identitas nasionalisme dan rasa bangga akan kesejarahan negaranya menjadi bagian dari sejarah dunia. Namun jika situs World Heritage itu terletak di daerah perbatasan antara dua negara – konflik politik dan kekerasan bisa terjadi untuk memperebutkan kepemilikan situs World Heritage.
Hubungan Thailand-Kamboja sekarang menjadi tegang gara-gara berebut situs kuil kuno Preah Vihear, kuil Hindu Kuno yang berusia 900 tahun. Konflik Thailand-Kamboja berimbas pada keluarnya Thailand dari konvensi UNESCO tentang warisan dunia. Keputasan Thailand itu disebabkan karena UNESCO memberikan otoritas pengelolaan Preah Vihear kepada Kamboja.
Pertempuran dari dua kubu militer Thailand-Kamboja tak bisa dihindari. Dua puluh orang tewas dan ribuan penduduk perbatasan mengungsi sejaak Februari 20111 (voa.com, 26 Juni 2011). Korban masyarakat sipil dan dan rusaknya kuil kuno tersebut tentu juga tak bisa dihindari.
Aroma politik Thailand
“Kuil kuno Preah Vihear di Kamboja sering disengketakan, selama ini hal itu menjadi sumber dari kemarahan kaum nasionalis Thailand yang percaya benar kuil kuno itu milik Bangkok- telah menjadi fokus perdebatan antara dua negara tersebut.
Penangkapan tujuh nasionalis Thailand - termasuk seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa - yang sengaja tersesat di perbatasan yang disengketakan di wilayah Kamboja, telah meningkatkan kemarahan pihak Bangkok. Dengan dipenjarakakannya dua orang Nasionalis Thailand dalam waktu yang lama karena tuduhan mata-mata menjadi awal menggelindingnya bola persengketaan.
Kaum demonstran Baju Kuning – yang telah mendukung koalisi Demokrat yang berkuasa namun kini berbalik melawan penguasa telah turun di jalanan Bangkok untuk memprotes pemenjaraan dua orang Nasionalis tersebut dan banyak isu lainnya, temasuk ketidakmampuan pemerintah Thailand terhadap penyelesain sengketa perbatasan dengan Kamboja.Beberapa analis percaya bahwa elemen-elemen yang mendukung penggunaan kekerasan dalam hubungan politik di pemerintah dan militer yang mengobarkan semangat nasionalisme dengan memprovokasi pertempuran untuk menunjukkan kontrol yang kuat – menjilat pemilih garis keras dalam jejak pendapat mendatang.
Dengan pemilihan tahun ini karena pemerintah yang dipimpin oleh Abhisit Vejjajiva perlu menjaga kedua elemen yang mempunyai tujuan tertentu Beberapa orang mengatakan ia menolak untuk mengendalikan elemen-elemen ekstrim.
Tetapi beberapa komentator lebih jauh menyatakan bahwa pertempuran adalah hasil dari sebuah perjanjian rahasia antara unsur-unsur nasionalis dan para jenderal militer yang menggunakan unsur kekerasan dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah, atau bahkan memicu kudeta di negara di mana pasukan militer akan mengambil alih adalah hal yang sering terjadi.”
Kuil Preah Vihear
Kuil Preah Vihear adalah kuil Hindu yang dibangun pada masa pemerintahan Kekaisaran Khmer , yang terletak di di tebing dengan ketinggian 525 meter di Pegunungan Dangrek, di Provinsi Preah Vihear, Kamboja.
Pada tahun 1962 , setelah perselisihan panjang antara Thailand dan Kamboja atas kepemilikan kuil itu , Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag memberikan kepelikan kuil kno tersebut kepada Kamboja.
Prasat Preah Vihear memiliki setting yang paling spektakuler dari semua kuil yang dibangun selama enam abad pada masa Kekaisaran Khmer.
Sebagai bangunan utama dari kehidupan spiritual kekaisaran, itu didukung dan dimodifikasi oleh raja-raja berikutnya dan melahirkan elemen beberapa gaya arsitektur.
Preah Vihear begitu luar biasa diantara kuil-kuil Khmer sedang dikonstruksi sepanjang poros utara-selatan yang panjang, berbentuk persegi panjang konvensional dengan orientasi ke arah timur. Kuil ini terletak di Provinsi Prear Vihear dan di kawasan Taman Nasional Khao Phra Wihan yang berbatasan dengan Provinsi Sisaket, Thailand. Untuk masuk ke kuil ini hasur melewati Provinsi Sisaket yang paling mudah diakses. Pada 7 Juli 2008 , Preah Vihear terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Apakah Indonesia sudah mengkaji kasus konflik Thailand-Kamboja terhadap World Heritage ‘Preah Vihear? Apakah mungkin Indonesia mengalami hal serupa terhadap persoalan daerah perbatasan yang terdapat situs-situs bersejarahnya? Semoga tidak terjadi! (apw – pelbagai sumber)
*****
Photo source: www.aguidetoasia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar