Rabu, 09 November 2011

Sasando dan Noken Menuju World Heritage

Sasando






Sudah seharusnya Indonesia punya keseriusan  mendaftarkan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia, baik yang tangible heritage dan intangible heritage ke UNESCO.  Makin tahun makin banyak warisan budaya  Indonesia yang punah, dan makin sedikit generasi muda yang punya semangat melestarikan. Seperti sasando dan noken, yang makin sedikit masyarakat pendukungnya. 






Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Budi Priyadi  menyatakan telah mngajukan sasando dan noken sebagai world heritage ke UNESCO


(oase.kompas.com, 9/11/2011) . Menurut ia,  sasando dan noken akan diumumkan oleh UNESCO pada tahun 2013.

Noken

 Sudah seharusnya Indonesia punya keseriusan   mendaftarkan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia, baik yang tangible heritage dan intangible heritage ke UNESCO.  Makin tahun makin banyak warisan budaya  Indonesia yang punah, dan makin sedikit generasi muda yang punya semangat melestarikan. Seperti sasando dan noken, yang makin sedikit masyarakat pendukungnya.

Sasando

Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sasando adalah sebuah alat instrumen musik petik yang pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.  Kata Sasando berasal dari bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Adapun bentuk sasando mirip dengan  gitar, biola dan kecapi.

Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang, yang terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas ke bawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.

Sasando memiliki 28 senar, ada yang 54 senar dan 84 senar. Tidak punya chord speperti gitar, dengan demikian bunyi cukup unik. Dengan demikian seorang pemain sasando harus punya rasa kuat dalam menghasilkan bunyi-bunyi yang indah.

Noken

Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berupa tas, yang biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang-barang belanjaan.  Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu.. Untuk noken yang kecil biasanya dipakai untuk membawa barang kebutuhan pribadi. Adapun bahan baku noken ada yang terbuat dari kulit kayu pohon Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan.
Noken

Tidak sembarang orang dibolehkan membuat Noken, hanya orang Papua saja yang dibolehkan membuat Noken. Membuat Noken adalah symbol kedewasaan perempuan Papua. Jika  perempuan papua belum bisa membuat Noken, ia masih  belum bisa dianggap sebagai perempuan dewasa dan belum dibolehkan menikah. Sayangnya,  sekarang makin sedikit perempuan Papua yang bisa membuat noken.
Semoga makin banyak warisan budaya Indonesia yang didaftarkan ke UNESCO oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan semoga makin serius seperti Jepang dan Korea Selatan. (pelbagai sumber)

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar