Sabtu, 20 Oktober 2012
Candi Borobudur Tercatat di Guinnes World Records
Candi Borobudur yang mempunyai 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya, telah terdaftar sebagai situs World Heritage di UNESCO pada 1991. Meskipun Candi Borobudur sudah tak termasuk dalam ‘Tujuh Kejaiban Dunia’ versi sekarang di mana UNESCO tidak terlibat, candi yang memiliki ukuran 123 x
123 meter persegi (403 x 403 kaki) dan volume bangunan 60.000 meter kubik (m3) ini, kini telah resmi tercatat di Guinnes World Records dengan nomor klaim 396-198 sebagai situs arkeologi candi Budha terbesar di dunia. Pencatatan dilakukan pada 27 Juni 2012.
Dengan tercatatnya Candi Borobudur di Guinnes World Records, tentu membuat Borobudur makin eksis dan terkenal, dan akan berdampak peningkatan kunjungan wisatawan. Tantangan terbesarnya adalah komitmen pemerintah Indonesia dan masyarakat untuk merawatnya.
Hampir masyarakat dunia internasional sudah mengenal Candi Borobudur. Candi yang ditemukan pada era Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Raffles dululunya tertutup oleh semak belukar. Lalu Raffles mengutus perwiranya HC. Cornelius untuk mengunjungi Borobudur, semak belukar dibersihkan dan nampaknya bangunan candi dengan banyak sekali patung-patung Budha. Banyak bagian-bagian candi yang runtuh – banyak patung rusak. Ketika pemerintahan Ingris di Indonesia berakhir, pemerintah kolonial Belanda mulai tertarik. Namun yang terjadi, pemerintah kolonial Belanda lewat residen Kedu, mengambil delapan gerobak penuh patung dan bagian Borobudur yang indah untuk dihadiahkan kepada Raja Siam.
Pada 1907-1811, Candi Borobudur direstorasi besar-besaran, yang dipimpin oleh Ir. Th. Van Erp, seoang insinyur dari Belanda yang punya kepedulian terhadap Borobur. Hasil kerja Van Erp sangat memuaskan. Namun karena proses alam, candi ini banyak ditumbuhi lumut dan beberapa bagian candi ada yang miring. Kemudian pada 10 Agustus 1973, pemerintah Indonesia mengadakan pemugaran dengan dibantu beberapa ahli dari penjuru dunia. Dan hasilnya bisa dinikmati sampai sekarang.
Arti dari Borobudur adalah "biara di perbukitan", yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha. Setiap tahun candi ini digunakan oleh umat Budha untuk merayakan Hari Waisak. Tidak hanya umat Budha, warisan Borobudur sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat dunia. Semoga kita menjadi masyarakat yang bisa merawat warisan budaya! (berbagai sumber)
-----
Sumber foto: http://nanopertapan.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar