Yakinkan diri kita bahwa kita yang memprogram otak kita, bukan TV!
Dengan nonton TV tersebut, anak-anak sebenarnya sedang diprogram pikirannya sejak usia dini, akan tetapi juga mungkin akan merusak otaknya yang akan berakibat terhadap pertumbuhan jiwanya ketika dewasa nanti.
Menurut situs eruptingmind.com yang mengulas tentang dampak TV terhadap otak, rata-rata dalam sehari tiap orang melihat TV selama 5-6 jam. Hal itu berdampak terhadap otak dan mengurangi kecerdasan otak TV merupakan contoh yang sangat baik sebagai piranti teknologi maju yang digunakan untuk mengendalikan pikiran.
Pengaruh TV terhadap Otak
1. Kondisi Terhipnotis. Ketika kita menonton TV, pikiran kita tersugesti untuk tidur (seperti terhipnotis), suatu jalan menuju ke pikiran alam bawah sadar. Itu disebabkan karena pancaran layar TV yang bisa mengurangi gelombang otak kita sampai kondisi alfa atau relaksasi. Sebagian besar orang dalam hitungan 30 detik atau 3 menit bisa mencapa kondisi alfa.
2. Mengurangi daya kritis. Aktivitas otak kiri (berpikir logis) pindah ke otak kanan (bersifat imajinatif). Otak kanan tidak bisa menganalisa informasi yang datang dari TV secara kritis, melainkan secara emosional. Oleh karena itu, orang yang banyak menonton TV tak bisa melihat realitas secara akurat.
3. Kecanduan. Dengan aktivitas otak kanan ketika nonton TV, badan mengeluarkan zat kimia yang disebut endorphin, sejenis obat penenang alami yang mirip heroin, yang membuat diri kita merasa baik. Hal tersebut membuat diri kita menjadi betah dan ketagihan menonton TV. Kondisi demikian membuat otak kanan menjadi terbuka setiap harinya, yang membuka peluang TV untuk memprogram pikiran kita. Orang yang tak bisa menonton program favoritnya di TV bisa berakibat kecanduan obat-obatan, dan berdampak pada sikap mental – gampang marah dan cemas.
4. Mengurangi kecerdasan. Bisa mengurangi banyak aktivitas otak, menyebabkan menurunnya aktivitas di bagian bawah otak, dan menyebabkan menurunkan kecerdasan otak.
5. Merusak otak. TV adalah monster memakan otak. Otak kita lebih akfif ketika dalam kondisi tidur daripada ketika menonton TV. Oleh karena itu, kesehatan otak kita ditentukan oleh seberapa banyak kita menggunakan otak kita. Terlalu banyak nonton TV bisa membuat kerusakan otak kita. Salah satu alasan mengapa aktivitas kotak begitu rendah ketika menonton TV, karena kita benar-benar tidak berpkir ketika nonton TV. Misalnya, ketika kita membaca,secara mental kita menciptakan imaji-imaji dari apa yang kita baca. Hal itu membutuhkan kekuatan otak untuk melakukannya. Jadi, dengan membaca bisa melatih otak untuk sehat.
6. Mengurangi daya konsentrasi. Perubahan gambar yang cepat di TV sebagai akibat teknik editing video yang trend saat ini membuat kita punya peluang mengidap penyakit ADHA (attention deficit hyperactivity disorder), yaitu berkurangnya daya konsentrasi terhadap apa yang sedang dikerjakan.
7. Meningkatkan risiko kematian. Seperti yang dimuat di situs guardian.co.uk, para peneliti Australia melaporkan bahwa orang yang banyak nonton TV tiap harinya mempunyai peluang meninggal karena serangan jantung dan stroke. Orang yang duduk di depan TV lebih dari 4 jam sehari 80% berkemungkinan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Para peneliti memonitor 8.800 orang dewasa selama enam tahun untuk melihat apa dampak TV terhadap kesehatan jangka panjang mereka. Lebih lengkapnya baca dan klik Watching Television Increases Risk Of Death From Heart Disease. Sebab-sebab lain adalah berkurangnya aktivitas fisik dan degenerasi otak.
8. Melemahkan perkembangan otak paa anak. Menonton TV lebih 4 jam sehari juga berbahaya bagi anak-anak. Karena otak anak masih dalam tahap perkembangan, terutama melemahkan frontal lobe (bagain otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol impuls dan kemampuan konsentrasi. Jika frontal lobe rusak, akan berakibat pada sikap mental anak, yaitu anti-sosial.
Untuk menyehatkan otak, sarankan pada anak-anak untuk sering membaca. Dengan membaca, akan mengembalikan daya kritis anak dan mengaktifkan otak kiri. Ini sangat penting, karena ketika nonton TV, otak kanan yang cenderung aktif.
Tulisan ini bukan berarti mengajak untuk anti menonton TV, melainkan kita harus makin selektif menonton program tayangan TV. Terutama orang tua bisa mendampingi anak-anak ketika nonton TV. Karena otak pada anak-anak masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, kita masih membutuhkan informasi atau berita TV untuk pengetahuan kita dalam merespon kehidupan sehari-hari.
Yakinkan diri kita bahwa kita yang memprogram otak kita, bukan TV! (berbagai sumber)
-----------
Sumber foto: http://www.eruptingmind.com/effects-of-tv-on-brain/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar