Minggu, 29 Mei 2011

Tari Saman akan Menjadi Warisan Budaya Dunia

Tari Saman


Tubuh adalah esensi keindahan dari tari. Tubuh yang diam dan bergerak akan terasa keindahan terdalamnya jika ada suatu rasa (greget orang Jawa bilang atau taksu menurut orang Bali). Rasa itulah yang menjadi sumber energi penggerak  yang diperoleh dari penghayatann hidup sehari-hari dan proses latihan tari yang panjang. Gerakan yang indah belum tentu mempunyai rasa.  Menghadirkan rasa dalam tari, juga menghadirkan keindahanNya dalam tubuh penari.  Hanya dengan duduk, tepuk tangan dan tepukan tangan pada tubuh  dan tidak menggerakkan kaki seperti tari pada umumnya, Tari Saman mampu menghadirkan rasa. Puncak keindahan tari Saman adalah tubuh yang musikal.

Selasa, 24 Mei 2011

Museum Ludruk Karya Budaya, Mimpi Cak Edy Karya

Cak Edy Karya

Marsudiyo wong cilik biso gumuyu
(Kami berupaya membuat orang kecil bisa tersenyum).
Nafas saya adalah nafas ludruk,  darah saya mengalir darah ludruk.
      - Cak Edy Karya -

Begitu indah filosofi Eko Edi Susanto di atas yang ia jalani bertahun-tahuin, yang selalu berbagi kebahagiaan dengan sesama. Dia yang akrab dipanggil Cak Edy  Karya (53 tahun), adalah seorang ketua dan pengelola Ludruk Karya Budaya, Mojokerto, Jawa Timur dan mempunyai mimpi mendirikan Museum Ludruk Karya. Ia berharap ada seseorang atau lembaga yang merespon mewujudkan mimpinya mendirikan Museum Ludruk Karya Budaya.


Michi Tomioka Menari untuk Hari Lahir Pancasila 2011

                                                 Michi Tomioka

Michi Tomioka, seorang kandidat Ph.D, Research Fellow of Urban Research Plaza, Osaka City University, yang sekarang  sedang mengadakan penelitian yang berjudul "Mapping of Cultural Mechanisms in the case of Yogyakarta" dalam rangka Promotion Program for Organizing Asia Arts Management Research Institution”
bekerjasama dengan ISI Yogyakarta, UGM dan Chulalongkorn University (Thailand). Masa tugas tugas Michi Tomioka di di Indonesia mulai dari Januari 2011 sampai Maret 2012.

Untuk memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni  2011, Michi Tomioka akan mementaskan dua karya tari pada:

Jumat, 20 Mei 2011

Indonesia Perlu Museum Korupsi!


Bangsa Indonesia itu adalah bangsa yang unik dan banyak kelebihannya. Banyak orang mengatakan bangsa ini ramah, santun,  tahu diri, kaya tradisi dan budaya  serta negeri yang gemah ripah loh jinawi. Salah satu kelebihannya yang menonjol adalah makin meningkatnya angka korupsi. Meskipun telah ada lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Indonesia Corruption Watch (ICW), toh pejabat eksekutif dan legislatif makin berani berkorupsi – tidak ada budaya malu. Mungkin sudah saatnya sekarang bangsa Indonesia membangun Museum Korupsi di kota-kota Indonesia, untuk membangaun budaya malu.

Kamis, 19 Mei 2011

Privatisasi Air, Heritage dan It's a Beautiful Day

image by dopo jeihan

Dalam satu hari perusahan air di Indonesia menyedot 2.592 m3 (kubik) atau 2.592.000 liter per hari. Menurut data Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan hingga Oktober 2010, pada tahun 2010. tercatat produk air minum yang memiliki izin edar sebanyak 1.573 merek,” ungkap M. Islah, Manager Kampanye Air dan Pangan Eksekutif Nasional Walhi.

Selasa, 10 Mei 2011

Sanggar Seni Sekar Jagad, Tari Tayub dan Beras Kencur

Tari Tayub adalah tari pergaulan di masyarakat Jawa. Tari ini sering diadakan pada acara hajatan pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Secara etimologi tari Tayub dalam bahasa Jawa bermakna ‘ditata ben guyub’ (ditata agar tercipta kerukunan).

Minggu, 08 Mei 2011

Pameran Seni Jalan Kayu, 18 - 30 Mei 2011



“Hidup adalah berkarya. Bagi Pejalan Kayu berkarya adalah pemahaman tentang proses. Proses itulah karya. Bukan hasil akhir.’

Ungkapan Barata Sena adalah bagian dari pameran tunggalnya kedua Pameran Seni Jalan Kayu yang bertajuk “Proses Itulah Karya” yang akan diadakan pada:

Selasa, 03 Mei 2011

Kang Madrim: Desain Grafis untuk Anak-Anak Drop Out

                                                          Kang Madrim

                                                       poster 'juragan dhemit'  by kang madrim


“Timbange aku nyekel komputer. Kakean lungguh. Mending aku dikongkon mbabati suket ae pak.” (Daripada  memegang komputer. Terlalu banyak duduk. Lebih baik aku disuruh memotong rumput saja, pak).

“Itulah ungkapan keluhan  Amin, salah satu peserta anak didik yang magang belajar desain grafis di Warung Grafis Indonesia (WGI). Amin adalah anak drop out dari SMP yang tak mampu melanjutkan sekolah, cerita Kang Madrim, pendiri Warung Grafis Indonesia (WGI), yang berlokasi di Kota Malang.

Senin, 02 Mei 2011

Eko Ujang: Tari Topeng Malang dan Bedhaya Surya


Eko Ujang Kusan Dariadi yang akrab dipanggil Eko Ujang (38) adalah penari dari Kabupaten Malang yang setia menggeluti tari topeng Malang hingga kini. Ia mulai menari sejak usia 16 tahun. Menurutnya, ia merasa terlambat untuk belajar tari topeng, karena dulu awalnya tidak tertarik untuk menari topeng. Selain itu kelompok topeng di desanya hanya untuk orang dewasa saja, tidak ada kelompok anak anak.Awalnya, ia belajar tari topeng di Sanggar Asmorobangun milik mbah Karimun (Alm, maestro penari topeng Malang) yang betempat di Desa Pakisaji, Kabupaten Malang.